Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menyerahkan 27 beasiswa kepada santri berprestasi Pesantren Bina Insan Mulia 1 Cirebon. Para santri tersebut akan melanjutkan study ke Universitas Az-Zaytunah Tunisia untuk berbagai jurusan. Baznas tingkat nasional menyerahkan 8 beasiswa, tingkat provinsi Jawa Barat menyerahkan 12 beasiswa, dan tingkat kabupaten Cirebon menyerahkan 7 beasiswa.
Menurut Baznas, beasiswa itu diserahkan kepada para santri yang telah berprestasi berdasarkan standar seleksi yang telah ditetapkan dan sebagai bentuk dukungan Baznas terhadap lahirnya ulama di Indonesia. Nominal beasiswa yang diberikan Baznas sebesar Rp12.000.000.
Penyerahan beasiswa dilakukan berbarengan dengan agenda Annual Convocation / Wisuda kelas 12 Pesantren Bina Insan Mulia 1 dan Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 pada Minggu 29 Juni 2025. Acara berlangsung di Saphire Ballroom, Aston Hotel & Convention Center. Hadir dalam acara tersebut tak kurang dari 1500 orang, terdiri dari santri MA, SMK, dan SMA Bina Insan Mulia yang sudah tamat, wali santri, tokoh undangan, dan civitas akademika.
Hadir menyaksikan penyerahan beasiswa antara lain pejabat Baznas nasional, provinsi, dan kabupaten, Kiai Imam Jazuli selaku Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, Gus Miftah, Utusan Presiden Bidang Moderasi Beragama, Bapak Taufiq R. Abdullah, Anggota DPR RI dari PKB, dan Bu Ida Fauziyah, Mantan Menteri Tenaga Kerja sekaligus Anggota DPR RI dari PKB.
Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia menyampaikan, kerja sama akademik antara Universitas Az-Zaytunah dan Pesantren Bina Insan Mulia telah terjadi sangat baik selama 3 tahun ini. Kerja sama dilakukan dalam bentuk kesempatan Study kepada santri Bina Insan Mulia melalui MOU, dimana lulusan Bina Insan Mulia yang mengikuti Program Timur Tengah telah distandarkan capaiannya untuk memasuki kampus yang telah mencetak ulama besar tingkat dunia itu, salah satunya Ibnu Khaldun.
Menurut Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia, kampus-kampus terbaik di Timur Tengah masih tetap harus dijadikan primadona untuk pengkaderan ulama yang moderat. Universitas Al-Azhar Mesir, Universitas Az-Zaytunah Tunisia, atau Universitas Al-Qarawiyyin Casablanca Maroko telah terbukti mampu mencetak ulama moderat tingkat dunia di berbagai bidang.
“Putri saya sendiri baru menyelesaikan S1 dari Universitas Az-Zaytunah tahun ini dalam waktu dua tahun setengah sebelum melanjutkan study ke Barat,” jelas beliau.
“Dengan memperdalam agama di kampus-kampus hebat itu, maka ini akan memberikan sumbangan kepada lahirnya ulama Indonesia yang moderat,” tegasnya. Ciri ulama moderat, menurut penulis buku Terobosan Pesantren Memimpin Perubahan itu adalah ilmunya luas dan mendalam karena dibekali pemahaman keilmuan dari berbagai perspektif, proses berpikir kritis, dan disiplin studi yang integral. Hasilnya adalah para ulama yang toleran dan tidak mudah menyalahkan, apalagi mengkafirkan, praktik keagamaan orang lain yang berbeda.
Di penghujung sambutan, Kiai Imjaz menjelaskan bahwa selain 27 santri penerima beasiswa Baznas tersebut, ada juga santri Bina Insan Mulia yang diterima di kampus selain Az-Zaytunah di Tunisia, yang juga melalui jalur beasiswa dan MOU. Santri Bina Insan Mulia sudah banyak yang diterima di Universitas Manouba Tunisia. Alumni Bina Insan Mulia yang belajar di kampus negeri terkemuka ini, mengambil jurusan humaniora, teknik, teknologi komputer, hubungan internasional, hukum, dan bisnis.
Tahun 2025 ini, jumlah lulusan Bina Insan Mulia 1 dan Bina Insan Mulia 2 yang melanjutkan kuliah ke Timur Tengah sebanyak 70 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 42 santri melanjutkan ke Tunisia, 19 santri melanjutkan ke Maroko, 5 orang melanjutkan ke Al-Azhar Mesir, dan 4 orang melanjutkan ke Pakistan. Sisanya, mereka diterima di kampus-kampus internasional di berbagai negara, antara lain Jerman, Prancis, Rusia, Australia, Turkey, Jepang, Taiwan, China, dan Malaysia.
Selain itu, alumni Bina Insan Mulia juga diterima di sejumlah kampus terdepan PTN dalam negeri melalui berbagai jalur, antara lain SNBT, SNBP, IUP, SPAN PTKIN, UM PTKIN, Mandiri, dan pengkaderan.